UNTUK bisa menikmati atau menyaksikan keindahan bunga tulip yang tersohor di seluruh dunia, kini tidak lagi harus pergi ke Eropa atau Amerika, tetapi cukup ke kebun bunga milik Mr Jack E Craig (68) di Desa Sirangkel Mlandi Kecamatan Garung Wonosobo. Bunga tulip hanya berbunga pada puncak musim kemarau - suhu udara berkisar 40 derajat Fahrenheit.
Di kebun seluas enam hektare di kaki Gunung Pakuwojo yang berbatasan dengan desa tertinggi di Jateng, Desa Sembungan Dieng, Mr Jack yang warga negara Amerika, sejak enam tahun silam mengembangkan lebih dari 1.000 jenis bunga dari berbagai mancanegara.
Tanaman bunga yang umumnya dari negara-negara subtropis yang berhawa dingin, dapat tumbuh subur di kebun bunga Desa Sirangkel yang memiliki ketinggian berkisar 1.900 meter dari permukaan laut.
Kebun bunga itu, tidak berada di jalur jalan raya Dieng, tetapi di jalur "wisata petualang". Saat ini, jalan menuju ke kebun dapat dilalui kendaraan roda empat. Jalan ke kawasan tersebut, beberapa kilo meter masih berupa makadam.
Meski jalan tidak terlalu bagus, namun perjalanan terasa enak dan segar serta tidak terlalu melelahkan, karena pemandangan yang indah di sepanjang jalur tersebut. Ladang sayuran penduduk yang menghijau maupun panorama alam pegunungan mampu mengusir kepenatan.
Memasuki kebun bunga di Desa Sirangkel, harus seijin Mr Jack yang tinggal di kebun bunga di Desa Marong Kecamatan Kertek Wonosobo yang udaranya masih segar dan sejuk.
Suasana kebun yang penuh aneka bunga menimbulkan kesejukan dan kedamaian. Aroma wangi bunga pun menambah kerasan.
Kepala kebun Sirangkel, Tri Joko Wiryanto (31) yang ditemui Suara Merdeka menjelaskan, bunga tulip berbunga setahun sekali pada musim kemarau. Bunga tulip yang ada di kebun Sirangkel, berwarna merah dan putih. Namun, bunga tulip itu tidak bertahan lama, hanya beberapa hari saja.
Lebih dari 1.000 Jenis
Lulusan SMTP Pertanian Boyolali ini menyebut, jenis bunga yang ditanam di kebun Sirangkel, sebagian besar berasal dari mancanegara. Jumlahnya lebih dari 1.000 jenis bunga. Dia mengatakan, yang paling banyak adalah jenis mawar yang jumlahnya mencapai 300-an.
Menurut Joko, koleksi bunga di kebun Sirangkel sangat variatif, di antaranya bunga mawar, camelia, lily, grandys, aneka anggrek gunung, tulip, kantong semar, boom, abutila, selvia, iris, teratai dan sebagainya.
Joko menyebut, penanaman bunga tersebut, tanpa menggunakan pestisida sedikit pun, semuanya memanfaatkan pupuk kandang maupun kompos hasil daur ulang alami. Sehingga lahan yang ada di kebun tetap terjaga kelestarian dan kesuburannya.
Karyawan kebun bunga, Bramteno secara terpisah mengatakan, selain mendatangkan bunga dari berbagai benua, Mr Jack bersama karyawannya senang melakukan percobaan, berupa penyilangan jenis tanaman dan sebagainya. Sehingga koleksi yang ada pun semakin banyak.
Pemilik kebun, Mr Jack mengaku, investasi yang telah dikeluarkan mencapai ratusan ribu dolar. Mr Jack menyebut, bertanam bunga merupakan hobi. Kebun bunganya tidak dikomersilkan untuk wisatawan maupun umum.
Disinggung kendala berkebun bunga di dataran tinggi, Mr Jack mengatakan, kebun bunga di Desa Sirangkel relatif masih cukup banyak curah hujannya. Curah hujan yang tinggi relatif merusak bunga. Selain itu, untuk jenis tanaman tertentu, suhu udara di kawasan tersebut masih kurang dingin. Misalnya, untuk bunga tulip, hanya berbunga setahun sekali pada puncak kemarau - saat itu suhu udara mencapai 40 derajat Fahrenheit atau berkisar nol derajat Celcius.
Di kebun seluas enam hektare di kaki Gunung Pakuwojo yang berbatasan dengan desa tertinggi di Jateng, Desa Sembungan Dieng, Mr Jack yang warga negara Amerika, sejak enam tahun silam mengembangkan lebih dari 1.000 jenis bunga dari berbagai mancanegara.
Tanaman bunga yang umumnya dari negara-negara subtropis yang berhawa dingin, dapat tumbuh subur di kebun bunga Desa Sirangkel yang memiliki ketinggian berkisar 1.900 meter dari permukaan laut.
Kebun bunga itu, tidak berada di jalur jalan raya Dieng, tetapi di jalur "wisata petualang". Saat ini, jalan menuju ke kebun dapat dilalui kendaraan roda empat. Jalan ke kawasan tersebut, beberapa kilo meter masih berupa makadam.
Meski jalan tidak terlalu bagus, namun perjalanan terasa enak dan segar serta tidak terlalu melelahkan, karena pemandangan yang indah di sepanjang jalur tersebut. Ladang sayuran penduduk yang menghijau maupun panorama alam pegunungan mampu mengusir kepenatan.
Memasuki kebun bunga di Desa Sirangkel, harus seijin Mr Jack yang tinggal di kebun bunga di Desa Marong Kecamatan Kertek Wonosobo yang udaranya masih segar dan sejuk.
Suasana kebun yang penuh aneka bunga menimbulkan kesejukan dan kedamaian. Aroma wangi bunga pun menambah kerasan.
Kepala kebun Sirangkel, Tri Joko Wiryanto (31) yang ditemui Suara Merdeka menjelaskan, bunga tulip berbunga setahun sekali pada musim kemarau. Bunga tulip yang ada di kebun Sirangkel, berwarna merah dan putih. Namun, bunga tulip itu tidak bertahan lama, hanya beberapa hari saja.
Lebih dari 1.000 Jenis
Lulusan SMTP Pertanian Boyolali ini menyebut, jenis bunga yang ditanam di kebun Sirangkel, sebagian besar berasal dari mancanegara. Jumlahnya lebih dari 1.000 jenis bunga. Dia mengatakan, yang paling banyak adalah jenis mawar yang jumlahnya mencapai 300-an.
Menurut Joko, koleksi bunga di kebun Sirangkel sangat variatif, di antaranya bunga mawar, camelia, lily, grandys, aneka anggrek gunung, tulip, kantong semar, boom, abutila, selvia, iris, teratai dan sebagainya.
Joko menyebut, penanaman bunga tersebut, tanpa menggunakan pestisida sedikit pun, semuanya memanfaatkan pupuk kandang maupun kompos hasil daur ulang alami. Sehingga lahan yang ada di kebun tetap terjaga kelestarian dan kesuburannya.
Karyawan kebun bunga, Bramteno secara terpisah mengatakan, selain mendatangkan bunga dari berbagai benua, Mr Jack bersama karyawannya senang melakukan percobaan, berupa penyilangan jenis tanaman dan sebagainya. Sehingga koleksi yang ada pun semakin banyak.
Pemilik kebun, Mr Jack mengaku, investasi yang telah dikeluarkan mencapai ratusan ribu dolar. Mr Jack menyebut, bertanam bunga merupakan hobi. Kebun bunganya tidak dikomersilkan untuk wisatawan maupun umum.
Disinggung kendala berkebun bunga di dataran tinggi, Mr Jack mengatakan, kebun bunga di Desa Sirangkel relatif masih cukup banyak curah hujannya. Curah hujan yang tinggi relatif merusak bunga. Selain itu, untuk jenis tanaman tertentu, suhu udara di kawasan tersebut masih kurang dingin. Misalnya, untuk bunga tulip, hanya berbunga setahun sekali pada puncak kemarau - saat itu suhu udara mencapai 40 derajat Fahrenheit atau berkisar nol derajat Celcius.